Students in remote area |
Awal tahun ajaran baru merupakan hal yang sibuk bagi semua guru, apalagi tahun ajaran yang baru ini kita sudah menggunakan kurikulum 2013 yang penerapannya sangat dipaksakan. implementasi kurikulum 2013 ini sangat terasa di sekolah yang letaknya jauh dari perkotaan dimana kekurangan guru masih terjadi disana sini serta kurangnya buku-buku referensi yang akan membuat kesulitan dalam menerapkan kurikulum tersebut. Gap yang sangat besar antara sekolah terpencil dengan sekolah perkotaan membuat kesulitan ini menjadi sangat lebar.
Latar belakang tamatan siswa juga menjadi kesulitan tersendiri dalam proses pembelajaran di awal-awal tahun ajaran, tetapi tidak bagi sekolah-sekolah yang berada di daerah perkotaan, rata-rata siswa sudah siap menerima pengajaran ke jenjang yang lebih tinggi lagi, dalam hal ini jenjang SMP dikarenakan latar belakang Sekolah Dasar yang sudah baik.
Di daerah terpencil ada gap antara latar belakang pendidikan siswa di Sekolah Dasar dengan buku pelajaran yang tersedia, gap ini sangat terasa di awal-awal mengajar, dimana siswa memang tidak memiliki latar belakang pelajaran bahasa inggris, jadi masuk ke SMP adalah saat pertama kali mereka belajar bahasa tersebut dan perlu penyesuaian.
Dengan menggunakan existing books (buka yang tersedia), belum bisa menjembatani gap tersebut, siswa yang baru pertama kali belajar bahasa inggris akan mengalami kesulitan dalam menguasai materi yang se Indonesia itu sama, tentulah itu semua memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk menyamakan standar kemampuan bahasa inggris siswa SMP.
Salah satu jalan yang bisa ditempuh oleh guru bahasa inggris adalah membuat supplemen materi yang dapat menjembatani gap antara kemampuan siswa dan buku yang tersedia, dengan membuat materia yang berdasarkan keinginan mereka dan dekat dengan pengalaman mereka, maka materi tersebut akan dengan mudah diterima, tentunya dengan tidak mengabaikan buku yang telah disediakan oleh pemerintah.
Penyesuaian suplemen materi juga harus dilakukan, misalnya dengan memasukan unsur-unsur budaya lokal, kebiasaan-kebiasaan siswa, ritual keagamaan lokal, dll. Tentunya pembuatan materi ajar ini tidaklah mudah, maka dari itu teman sejawat, kepala sekolah, penduduk lokal, dan komite sekolah bisa menjadi rekan dalam mendesain suplemen materi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar