Unik, ada 5 bahasa daerah di Ngabang

Kota dimana saya berdomisili ini menyimpan beberapa keunikan, diantaranya adalah bahasa pergaulan atau bahasa sehari-hari. Sering saya jumpai aktivitas warga Ngabang seperti di pasar dimana mereka menggunakan berbagai macam bahasa daerah, tetapi tidak terjadi misunderstanding alias salah pengertian diantara mereka, bahkan membuat sesuatu yang menyenangankan dan sekaligus unik. Sering juga saya jumpai ketika ada dua orang sedang berbicara, tetapi tidak menggunakan bahasa Indonesia, dan mereka hanya menggunakan bahasa daerah masing-masing, tetapi saling mengerti, yah bisa, itulah uniknya bahasa.


Di Ngabang ada lima bahasa yang digunakan untuk bahasa pergaulan atau bahasa sehari-hari atau keren nya adalah Slang, diantaranya adalah : Bahasa Ahe, bahasa melayu, bahasa balangin, bahasa benyadu’, bahasa beaje’ dan belum lagi bahasa-bahasa pendatang yang juga menggunakan bahasa mereka untuk berkomunikasi satu sama lain. Padahal ke lima bahasa tersebut adalah berasal dari kabupaten yang sama yaitu Kabupaten Landak, belum lagi kalau dihitung bahasa se kabupaten Landaknya, 5 bahasa tersebut hanya yang digunakan di Ngabang. 


Setiap bahasa tersebut berasal dari kampung atau desa yang berbeda, misalnya bahasa Belangin berasal dari kecamatan Kuala behe dan air besar, bahasa Ahe berasal dari kecamatan Sengah temila, dan bahasa-bahasa lainnya juga mempunyai asalnya dimana bahasa itu menjadi bahasa asli sebuah Desa atau kampung. Orang-orang yang berpindah ke Ngabang tersebut tentunya mereka juga membawa tradisi dan bahasa mereka, maka terjadilah yang namanya kelompok-kelompok daerah dimana mereka masih tetap menggunakan bahasa mereka sebagai bahasa sehari-hari, tetapi tetap bisa berbaur sesama kampong atau desa yang berbeda bahkan sesama pendatang yang berlainan pulau.


Aksen atau logat dari ke lima bahasa tersebut juga tidak sama, ada yang halus dan bahkan ada yang kedengaran sedikit kasar, Di pasar sayur Ngabang misalnya penjual dan pembeli biasa menggunakan bahasa mereka masing-masing, dan bahkan tidak sedikit mereka yang akhirnya menggunakan bahasa Indonesia dikarenakan saling tidak mengerti satu sama lain di karenakan berlainan daerah dan ketidakmengertian mereka. Itulah keunikan Ngabang, semua desa atau kampong masih tetap bisa melestarikan bahasa mereka masing-masing, dan sampai saat ini tidak ada satupun bahasa yang hilang atau punah semua terlestarikan dengan baik. Bravo untuk bahasa daerah …

4 komentar:

  1. pengen rasanya belajar bahasa 4 bahasa selain melayu...... Ada yang mau ngajarin... ?

    BalasHapus
  2. Om Obin mau belajal bahasa apa maa? Ngai mau ajali Nyi oooo...

    BalasHapus
  3. Saya asli ngabang saya biasa gunakan bahasa sehari hari di ngabang dan


    Ngpe tok dok sidak cerite tok
    Urang tue atao miade aan

    BalasHapus