Semangat, semangat itulah yang sering kami lakukan untuk memotivasi siswa kami yang ada di pedalaman Kalimantan Barat. Dengan jumlah siswa hanya 12 orang, yaitu dari kelas VII sampai kelas IX adalah suatu tantangan tersendiri buat kami selaku guru yang ada disana. Tantangan itu bukan dari segi strategi mengajar, karena dengan jumlah siswa yang sedikit kita bisa membuat variasi dalam mengajar dan mendidik mereka, tetapi dari segi bagaimana cara memotivasi mereka untuk tetap bersekolah dan tidak terpengaruh untuk tidak sekolah. dua bulan yang lalu kami merasa sedikit kecolongan dimana satu siswa kami berhenti atau putus sekolah dengan alasan yang sangat klasik, yaitu bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
Ternyata memang kebanyakan siswa kami memang tertarik untuk mencari uang dari pada datang ke sekolah, jadi tidak heran apabila dalam seminggu ada saja yang malas alias tidak masuk sekolah. Hal demikian masih kami maklumi dikarenakan rata-rata mereka adalah termasuk tulang punggung buat keluarga mereka, mereka harus membantu kedua orag tua mereka ke ladang atau ke kebun untuk menoreh.
Tinggal dua minggu lagi, enam orang siswa kelas IX akan melaksanakan ujian nasional, syukurlah orang tua mereka mengerti keadaan anak-anak mereka yang sebentar lagi akan melaksanakan uian nasional yang akan menentukan masa depan mereka. Keaktifan kelas IX memang jauh terasa jika dibandingkan dengan hari-hari biasa, itu adalah hasil dari motivasi yang kami berikan setiap hari. Memang untuk menghadapi ujian nasional ini, kami mengadakan les yang diadakan setiap sore dan puji Tuhan tidak ada satupun siswa kelas IX yang malas untuk mengikuti jam tambahan di sore hari.
Kalaupun enam orang siswa kami yang kelas IX lulus semua dalam menempu Ujian nasional yang akan diadakan pada tanggal 22-25 April 2013, mudah-mudahan ... jadi tinggal lah enam orang siswa ini, yang terdiri dari 4 orang siswa kelas VII dan 2 orang siswa kelas VIII. Tetapi walaupun sedikit dalam jumlah siswa, kami akan tetap memberika pelayanan pendidikan yang terbaik kepada siswa kami, dengan harapan semua siswa akan menjadi orang yang berguna buat masa depan desa mereka dan negara Indonesia pada umumnya.
Ternyata memang kebanyakan siswa kami memang tertarik untuk mencari uang dari pada datang ke sekolah, jadi tidak heran apabila dalam seminggu ada saja yang malas alias tidak masuk sekolah. Hal demikian masih kami maklumi dikarenakan rata-rata mereka adalah termasuk tulang punggung buat keluarga mereka, mereka harus membantu kedua orag tua mereka ke ladang atau ke kebun untuk menoreh.
Tinggal dua minggu lagi, enam orang siswa kelas IX akan melaksanakan ujian nasional, syukurlah orang tua mereka mengerti keadaan anak-anak mereka yang sebentar lagi akan melaksanakan uian nasional yang akan menentukan masa depan mereka. Keaktifan kelas IX memang jauh terasa jika dibandingkan dengan hari-hari biasa, itu adalah hasil dari motivasi yang kami berikan setiap hari. Memang untuk menghadapi ujian nasional ini, kami mengadakan les yang diadakan setiap sore dan puji Tuhan tidak ada satupun siswa kelas IX yang malas untuk mengikuti jam tambahan di sore hari.
Kalaupun enam orang siswa kami yang kelas IX lulus semua dalam menempu Ujian nasional yang akan diadakan pada tanggal 22-25 April 2013, mudah-mudahan ... jadi tinggal lah enam orang siswa ini, yang terdiri dari 4 orang siswa kelas VII dan 2 orang siswa kelas VIII. Tetapi walaupun sedikit dalam jumlah siswa, kami akan tetap memberika pelayanan pendidikan yang terbaik kepada siswa kami, dengan harapan semua siswa akan menjadi orang yang berguna buat masa depan desa mereka dan negara Indonesia pada umumnya.
Semangat!!
BalasHapusWah saya teringat ada SD di Sumut, muridnya dikit, alasannya sama, tiap thn yg melanjutkan ke SMP paling 3 org,
BalasHapusSMP tempat lanjutan anak tsb melihat kondisi ini, lalu memacu kompetensi anak dari kampung itu, sehingga (misalnya) setelah tamat SMP ada yang bisa ceramah, ada yang punya skil bola kaki, kaligrafi, penampilan berpakaian rapi, sopan santun melebihi dari yg tdk sekolah dsb. Lama kelamaan dapat menarik perhatian masyarakat, meski prosesnya agak panjang
Barangkali penyebab perubahan dari faktor lain pun ada, namun saya melihat dari sisi itu.
Tetap semangat pak............. Salam untuk Bapak-Ibu guru dan siswanya ya... Moga sukses.
Thanks pak Harun Ar sudah mampir,,
Hapusmotivasilah yang memang mereka perlukan untuk tetap semangat melanjutkan sekolahnya,,
salamnya akan saya sampaikan,,
sir .. I so remember the movie "Tanah SURGA, katanya..!!! "
BalasHapusArtikel yang baik.
nice share..Sir..
GBU Sir.. Aamiin..
By: Alumni SMP Negeri 1 Ngabang, Lulusan 2010
yes, Fredi Santoso, I remember...
HapusTanah surga katanya, sebuah film yang mengsinsiprasi anak2 yang ada di pedalaman Kalimantan, jangan mudah terbujuk rayu saudara serumpun diseberang..
hujan batu di negeri sendiri, hujan emas di negeri orang,mungkin itu yang cocok untuk menggambarkan keadaan saudara2 kita di perbatasan.. tapi apapun itu, NKRI tetap lah NKRI, suatu hari kelak negara kita akan bisa menyamai kemakmuran negara tetangga kita bahkan lebih!, dengan catatan generasi penerus yang kreatif dan inovatif..