Banyak permasalahan yang ada di sekolah, apalagi sekolah yang letaknya jauh di pedalaman, belum lagi soal kekuarangan guru, peralatan mengajar, bahkan kerap dihadapi siswa yang jarang masuk sekolah. Itu sudah biasa terjadi de sekolah-sekolah pedalaman yang ada di Indonesia, tidak terkecuali di daerah Sanggau.
Hendri Adi salah satu siswa kelas 8 yang secara keseluruhan berjumlah 4 orang ini sering tidak masuk sekolah, kadang-kadang bisa mencapai satu minggu, dan bahkan ada yang lebih dari satu minggu tanpa keterangan. Kami sebagai guru nya sudah tahu alasan kenapa Hendri tidak masuk sekolah, tanpa tanya-tanya ke temannya juga sudah tahu, Hendri adalah tulang punggung di keluarganya, itulah alasan kenapa siswa ini tidak masuk sekolah, setelah setahun ditinggal bapak nya yang kawin lagi, dia sekarang mencari uang sendiri dan bahkan harus menutupi pengeluaran keluarganya.
Sepulang sekolah biasanya hendri pergi ke hutan untuk mengambil hasil karet ibunya yang ditoreh pada pagi hari, kadang juga harus membawa kayu api untuk keperluan memasak.
Sudah seminggu ini dia tidak datang ke sekolah, "lama banget ya hendri liburnya?", tanya saya ke pada tiga orang temannya. Dengan santainya ketiga orang ini menjawab, "dia mencari uang untuk membeli beras pak". Mau diapakan lagi, kalau jawaban siswa seperti itu dan alasan ekonomi memang menjadi penyebab utama kenapa siswa di daerah terpencil sering tidak masuk sekolah.
Kasus ini bukan hanya menimpa Hendri saja, sebelumnya sudah ada Jimi Kusmiran, yang ogah-ogahan ke sekolah, tapi beda kasus dengan Hendri, kalau Jimi memang tidak mau datang ke sekolah karena malas dan sukanya cuma main-maian saja, siswa seperti ini biasanya tidak bertahan lama, buktinya akhir tahun lalu dia berhenti, dan terus bekerja di salah satu perusahaan di kecamatan yang sama.
Kembali lagi ke Hendri, dia sebenarnya siswa yang lumayan pintar di kelasnya ... (hehe.. walaupun cuma empat orang), dia rajin membawa perlengkapan sekolahnya, kamus bahasa inggris-Indonesia nya peninggalan abangnya selalu setia dibawanya, walaupun sudah tidak berkulit lagi, di kelas dia sering bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, dan bahkan pandai bermain bola juga, kalau di kampung teman-temannya memanggil dia Messi ... (hehe ... messi gadungan).
Siswa seperti Hendri adi dan siswa lainnya perlu perhatian yang serius dari guru dan orang tuanya, kami selaku guru juga sudah beratus-ratus kali memotivasi dan menasehatinya untuk setia datang kesekolah. "memang mau terus-terusan tinggal di kampung tanpa kemajuan?", kata-kata yang selalu saya utarakan kepada Hendri dan teman-temannya.
Mudah-mudahan usaha kami untuk mereka bisa mendatangkan hasil yang baik, baik buat masa depan mereka maupun buat masa depan negeri ini kedepannya.
Mudah-mudahan usaha kami untuk mereka bisa mendatangkan hasil yang baik, baik buat masa depan mereka maupun buat masa depan negeri ini kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar